Selamat Menyambut Natal

"Jadwal perayaan natal di gereja ini akan segera diumumkan, bagi saudara-saudara yang ingin memakai gedung gereja untuk perayaan natal marga.STM, dan sebagainya harap menyesuaikan dengan tanggal tersebut", demikian secuil warta yang saya dengar hari minggu yang lalu.

Sayapun tersadar kalau bulan Nopember sudah hampir habis. Tidak berapa lama lagi bulan yang paling sibuk dan riuh akan tiba. Desember!. 

Gedung-gedung gereja akan didekorasi dengan ornamen-ornamen natal. Yang wajib dan standard itu biasanya pohon natal lengkap dengan lampu kelap-kelip dan kertas warna-warni. Kalau tim dekorasinya rajin dan kreatif maka akan ada kandang domba kecil dengan boneka bayi kecil di dalamnya.

Anak-anak, remaja, pemuda dan orang tua juga mulai disibukan dengan latihan-latihan natal.

Saya teringat waktu menjadi guru sekolah minggu dulu, anak-anak sudah dimulai latihan natal sejak bulan Oktober. Ada yang menari, membaca liturgi dan puisi, bermain drama, dan sebagainya. Cukup melelahkan namun tidak pernah kutemukan anak-anak tersebut mengeluh, bahkan mereka selalu datang latihan lebih awal. Apalagi ketika hari H, anak-anak sudah berkumpul setengah jam lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Hmm, jadi rindu masa-masa yang sibuk itu. 

Saya menjadi ibu rumah tangga memasuki tahun ketiga. Artinya sudah tiga kali bulan Desember tanpa kesibukan perayaan natal. 

Apakah itu berarti bulan Desember kini tidak lagi sibuk dan riuh bagi saya?

Tunggu dulu!

Dua minggu yang lalu, saya berkunjung ke Matahari Dept. Sore hendak membeli sesuatu. Bukan untuk saya tapi untuk kakak yang kebetulan berkunjung ke Medan. Wuih, macam-macam dress cantik berbaris. Tahun ini didominasi model brokat. Cantik sekali. Lalu kami melewati bagian pakaian anak-anak. Wow, dress anak-anak juga lucu-lucu. Saya mulai sibuk memikirkan untuk membeli ini dan itu. Uang THR suamikan ada. Lagi pula biasanya ada diskon yang lumayan di bulan Desember. :P

Timeline facebook juga kini ramai dengan macam-macam resep kue kering. Seru juga nih buat-buat kue untuk dibawa pulang kampung. Oke, kue ini, kue itu dan seterusnya.

Oh iya, rumah juga rasanya perlu mendapat sentuhan natal. Bagaimana kalau membeli pohon natal kecil dan pernak-perniknya? 

Pikiranku sibuk untuk berbelanja.

Ohh, saya harus berhenti merenung sejenak. Pentingkah semua ini?

Bagaimana jika merayakan natal tanpa dress baru, dekorasi dan kue-kue? Masihkan itu bisa disebut natal?

Hati saya tertantang untuk melakukannya. Saya masih punya beberapa dress lama yang masih bagus, rumah biarlah tetap sepolos sekarang dan tidak perlu sibuk baking-bakingan.

Mungkin akan ada hal lain yang bisa dibeli dengan uang THR yang tidak seberapa itu untuk menunjukan kasih Yesus yang lahir dalam kesederhanaan.

Selamat menyambut natal! :)





Comments

Popular posts from this blog

Belajar Akademis ala Charlotte Mason