Posts

Showing posts from 2022

Adiksi & Minimalisme Digital

Kabar bahwa Steve Job, sebagai pendiri Apple, justru melarang anak-anaknya menggunakan Ipad sudah sering terdengar. Bukan hanya dia, banyak orang-orang yang besar di bidang teknologi malah membatasi diri dan anak-anaknya menggunakan produk teknologi.  Mereka sadar teknologi tidak sepenuhnya memberi manfaat sehingga penggunaanya harus dibatasi.  Teknologi terkini yang hampir setiap orang miliki adalah smartphone . Di dalamnya beragam aplikasi tersedia, baik yang memudahkan hidup maupun sebagai hiburan.  Tentu saja kita tidak bisa memungkiri bahwa hidup ini banyak terbantu karena adanya berbagai aplikasi di hape. Tapi fakta lain juga bicara bahwa banyak orang kini kecanduan digital.  Seseorang bisa disebut candu jika dia tidak bisa menyuruh dirinya berhenti dalam jangka waktu yang lama menyebabkan tugas-tugas lainnya terganggu. Dia juga akan merasa menderita ketika tidak menggunakannya. Ini terjadi karena sumber kesenangannya hilang. Dia akan mencari dan berupaya mendapatkan kembali kese

Melatihkan Habit of Atention Pada Anak Usia Akademis

Anak-anak usia dini yang diberi ruang untuk memilih sendiri kegiatannya dan tidak banyak dicampuri oleh orangtua akan terlatih menentukan apa yang dia mau dan fokus menggarap hingga maunya itu tercapai.  Namun memasuki usia akademis, seorang anak tidak bisa hanya sekadar fokus terhadap apa yang dia minati. Dia juga harus mampu mengerahkan atensinya menyelesaikan tanggung jawab meskipun itu tidak ia sukai.  Meskipun di usia dini anak diberi kebebasan bereskplorasi, dia juga harus dilatih untuk tunduk pada aturan yang dibuat berdasarkan prinsip. Kebiasaan taat dan kebiasaan fokus musti dilatih beriringan sehingga ketika memasuki usia akademis anak terbiasa taat pada kewajiban yang diberikan kepadannya.  Tapi mengarahkan atensi untuk hal yang tidak diminati itu tidak mudah, anak harus dilatih perlahan-lahan. Hal utama yang harus diingat adalah rentang atensi anak masih pendek. Ahli menyebutkan untuk anak usia SD rentang atensinya paling lama 10-15 menit. CM juga menyarankan sesi akademis

Melatihkan Habit of Attention Pada Anak-anak Di Bawah 6 Tahun

Rentang atensi anak-anak sangat rendah oleh karena itu orangtua sebaiknya melatihkan kebiasaan fokus sejak dini.  Anak kecil biasanya dengan mudah nge- flow dalam melakukan sesuatu jika dia meminatinya. Jika anak sudah mengambil satu mainan dan asyik memainkannya orangtua jangan menginterupsi dengan menawarkan mainan lain, bahkan jika anak terlihat mulai mengalihkan fokus kepada hal lain, lakukan sesuatu agar fokusnya kembali kepada mainan sebelumnya. Ini membantu anak terbiasa fokus menggarap satu hal dalam rentang waktu yang lebih lama.  Agar anak menemukan apa yang dia minati, orangtua perlu memberi kebebasan kepada anak untuk menentukan sendiri kegiatannya. Orangtua berjarak tapi tetap memperhatikan dari jauh kalau-kalau anak butuh bantuan. Tidak perlu membuatkan anak jadwal kegiatan yang kaku dan jangan terlalu banyak melarang.  Ketika melihat gawai anak-anak terlihat fokus tapi sebetulnya otak mereka sedang pasif. Berbeda jika mereka fokus bermain sesuatu yang nyata. Otak anak a

Menyegarkan Atensi

Atensi butuh energi. Sama seperti otot akan merasa kelelahan jika terus menerus mengangkat beban berat, otak juga akan kelelahan jika terus menerus fokus. Apalagi jika fokus kita sering diinterupsi. Setiap kali fokus teralihkan oleh distraksi lalu kembali lagi ke tugas sebelumnya, otak memerlukan energi lebih banyak dibanding fokus mendalam pada satu tugas dalam durasi waktu tertentu. Oleh karena itu, menjauhkan segala bentuk distraksi sangat penting agar energi tidak terkuras habis padahal garapan tidak terselesaikan dengan baik.  Meski begitu, rentang fokus kita memang terbatas. Seorang yang menekuni satu bidang seperti atlet dan seniman bisa fokus hingga 4 jam tanpa henti, sedangkan orang biasa maksimal fokusnya 1 jam saja. Memaksa diri terus bekerja bertentangan dengan pembentukan habit of attention . Jika ingin tetap produktif justru kerja harus diimbangi dengan istirahat.  Kita membutuhkan istirahat berkala yakni setiap 1 jam setelah fokus mendalam, dengan mengambil jeda 15 menit

Melatih Fokus Mendalam

Menyetir awalnya pekerjaan yang menegangkan untukku. Aku masih bisa merasakan bagaimana tegangnya aku ketika menyetir terutama di jalan raya. Leher terasa sakit, tangan dingin, tapi tubuh berkeringat dan kaki kaku saking groginya. Tapi sekarang aku sudah sangat rileks bahkan bisa sambil ngobrol, bercanda dan nyanyi-nyanyi sama anak-anak.  Mengapa terjadi ketegangan dan kekakuan ketika melakukan sesuatu yang baru?  Ini bisa dijelaskan lewat cara kerja otak kita. Ketika memulai satu kebiasaan baru, sistem syaraf di otak yang mengatur kebiasaan tersebut masih seperti hutan belantara dan tidak tampak jalan tempat kebiasaan tersebut melintas. Setiap kali kebiasaan ini diulangi semak belukar dan pepohonan mulai diterabas sedikit demi sedikit. Semakin sering dilakukan maka jalan semakin jelas terbentuk dan menetap. Di situlah kebiasaan bisa dilakukan dengan rileks karena jalannya sudah terbentang jelas.  Proses pembentukan jalur kebiasaan di otak juga tergantung pada seberapa besar atensi yan

Rambu-rambu Multitasking

Seperti yang sudah dijelaskan di  sini  bahwa di dalam benak kita hilir mudik berbagai macam pikiran sehingga penting untuk selalu menetapkan tujuan agar kita bisa dengan cepat kembali memikirkan apa yang hendak kita capai.  Sebagai seorang ibu rumah tangga yang seharian bergulat di antara tugas rumah tangga dan urusan anak seringkali seperti kekurangan waktu untuk duduk tenang untuk belajar. Namun, syukur di zaman digital ini ada media belajar berupa podcast atau youtube yang bisa didengar sambil mengerjakan tugas domestik. Kerjaan beres, keinginan untuk belajar hal-hal baru pun tercapai. Tapi apakah multitasking seperti ini selalu berhasil? Otak kita memiliki kuota atensi. Tugas apapun yang kita kerjakan tentu saja membutuhkan atensi hanya saja kadarnya beda-beda. Semakin otomatis suatu tugas maka atensi yang diperlukan semakin sedikit. Seperti berjalan, mengunyah, bernapas, adalah kegiatan yang rutin dan otomatis bisa dilakukan tanpa harus berpikir panjang. Tapi berbicara mendalam,

Mengapa Kita Mudah Terdistraksi?

Kemapuan mengerahkan atensi pada setiap hal yang kita lakukan akan mengantarkan kita ke tujuan yang hendak kita capai. Hanya saja tidak mudah menjaga atensi agar tetap fokus, tidak mudah bisa terus berkonsetrasi pada satu hal. Terlebih dalam kondisi dunia yang penuh distraksi seperti saat ini. Memang di lingkungan kita saat ini tersedia berbagai macam hiburan yang kelihatannya lebih menyenangkan untuk dikerjakan. Namun, menurut CM ditraksi utama itu ada dalam benak kita.  Benak manusia secara kodrat selalu dipenuhi berbagai hal berganti-gantian. Dalam hitungan detik berbagai macam pikiran bisa hadir tanpa bisa kita duga dan atur. Selagi duduk termenung misalnya, bisa saja muncul kenangan masa lalu, omongan orang, niat buruk, makanan kesukaan, lagu dst. Memang begitulah cara kerja pikiran.  Kita bisa saja berniat mengerjakan sesuatu, lalu ketika mengerjakannya sangat baik jika atensi kita terus berada di situ. Namun, ada kalanya juga pikiran kita beralih ke hal yang lain. Ini kondisi ya

Atensi, Fokus dan Konsentrasi

Pelajaran sebelumnya menekankan pentingnya habit of attention untuk mengantar kita mewujudkan apa yang kita inginkan dalam hidup ini.  Mendengar habit of attention maka muncul arti yang umum dipahami yakni fokus, konsentrasi dan penuh atensi. Ternyata ketiganya punya arti yang berbeda. Ibarat sebuah panggung yang ada lampu sorotnya, maka atensi adalah lampu sorot, yang disorot oleh lampu tersebut adalah fokus dan proses agar lampu tetap mengarah pada objek disebut konsentrasi.  Ketika kita mengarahkan pandangan ke suatu objek dan mengerahkan atensi ke objek tersebut maka kita tidak akan bisa mengamati objek yang lain. Jika pikiran kita arahkan untuk memikirkan masa lalu maka kita akan sulit memikirkan masa depan. Artinya, kita tidak bisa memikirkan banyak hal di satu waktu, mengarahkan fokus ke banyak hal di waktu yang sama. Sama seperti lampu sorot yang hanya bisa menyorot ke satu arah, begitu juga atensi kita sangat terbatas. Pada saat atensi kita terarah hanya ke satu titik maka en

Seberapa Penting Bakat?

Image
Masa kanak-kanak dianggap sebagai kesempatan untuk melihat bakat anak dan jika sudah terlihat menonjol maka orangtua segera bergegas mengikutkan anak les ini itu. Atau jika belum terlihat, orangtua mencari-cari cara untuk mendongkrak minat dan bakat anak. Bakat dianggap sebagai pengantar anak menuju sukses. Anak yang sejak kecil sudah menonjol bakatnya dituntut untuk terus menekuni bidang tersebut. Misalnya, jika sejak kecil terlihat bakat bernyanyi maka sering kali orangtua menaruh harapan besar agar kelak anak ini menjadi penyanyi. Mozart adalah salah satu contoh anak yang sejak kecil sudah menunjukan bakat yang menonjol di bidang musik. Dia bisa langsung mengenali nada apapun yang dimainkan oleh alat musik apapun, padahal pada zaman itu tidak seorangpun yang memiliki keahlian seperti itu. Nama Mozart pun dikenang sebagai seorang komposer besar sepanjang sejarah. Tidak banyak anak seperti Mozart yang sejak kecil langsung menunjukkan bakat luar biasa di satu bidang. Ada anak yan