Rahmat International Wildlife Museum & Gallery Medan


Setiap kali melewati Jalan S. Parman, saya selalu memperhatikan gedung museum ini sambil berharap suatu saat nanti bisa berkunjung. Akhirnya kemarin ketika Bapak Etha memutuskan untuk cuti sehari, kamipun memanfaatkannya untuk mengunjungi museum ini.
Walaupun dari luar gedungnya terlihat kecil dan tidak terlalu menarik, begitu masuk saya tidak henti berdecak kagum melihat koleksinya. Tidak hanya lengkap namun hewan-hewan tersebut berdiri gagah dengan mata yang tajam melotot. Dengan polosnya aku bertanya pada petugas, "Kak, kok bisa matanya masih melotot gitu?". "Itu mata palsu kak", jawab petugas. Ya iyalah ya, pasti mata yang asli udah rusak. Hahahaha.
Ruangannya cukup sejuk dengan cahaya remang-remang. Tidak diperkenankan menggunakan blits ketika memotret. Jadi harap maklum kalau fotonya tidak terlalu bagus. :)

Monyet-monyet begelantungan di atas pohon
Hewan-hewan ditempatkan berkelompok. Ada yang berdasarkan jenisnya (goat, duck, reptil, insect dll), juga berdasarkan asalnya (Australian, African, Indonesia dll).
Australian Species

Macam-macam goat

Bagian yang paling saya suka adalah Insectarium. Disini menyimpan koleksi macam-macam kupu-kupu dan serangga. Ada banyaaaak kupu-kupu cantik yang disusun sesuai gradasi warnanya. Setiap spesimen mewakili satu spesies.
Kupu-kupu yang lucu

Bisa dibayangkan ada berapa banyak jenis kupu-kupu di dunia ini?? Saya terpekur lama mengamati perbedaan tiap spesiesnya. Warna-warna sayapnya sangat indah. Yang ditengah itu adalah kupu-kupu kecil yang disusun sedemikian rupa hingga membentuk kupu-kupu besar. Berbagai jenis serangga, belalang, capung, dan hewan-hewan kecil lainnya juga ada.


Tengkorak Hewan

Di ruangan ini ada juga dipajang tengkorak hewan. yang besar itu pastilah ya tengkorak gajah. Melihat ini, saya langsung teringat film Night at Museum. Kalau malam hari si tengkorak dinosaurus bermain-main bola. Kalau datang malam-malam, tengkorak ini juga mungkin bergerak hihihi.

Koleksi hewan di museum ini kurang lebih 2000 spesies. Berasal dari berbagai negara. Ada yang dari perburuan legal dengan konsep "konservasi dengan pemanfaatan", hewan yang mati dari berbagai kebun binatang, pemberian atau sumbangan dari berbagai kalangan dan juga dari pembelian secara legal.

Harga tiket sebesar Rp 50.000/orang (anak 3 tahun ke bawah gratis) menurut saya cukup wajar untuk menyaksikan keanekaragaman Hewan di dunia ini, mulai dari yang sangat kecil hingga sangat besar yang ditata dengan rapi dan teratur. Ini bisa menjadi salah satu pilihan hiburan yang mendidik bagi anak-anak kita.

Bapak Rahmat Shah adalah pendiri museum ini. Foto-foto beliau dan keluarganya (terutama putrinya, Raline Shah) ada juga disajikan di museum ini. Bagi yang memiliki waktu banyak, bisa juga membaca buku-buku tentang perjalanan hidup beliau. Jadi museum ini bukan hanya mempertunjukan koleksi Wildlife tapi juga menjadi galeri hidup bapak Rahmat Shah yang telah membuktikan kecintaannya pada dunia hewan sepanjang hidupnya. Ya, dedikasi Pak Rahmat Shah terhadap kelestarian hewan sungguh patut diapresiasi.

Setiap perjalanan pasti meninggalkan kesan dan pesan. Kesan yang mendalam saya dapat ketika melihat koleksi kupu-kupu. Setiap spesies pasti berbeda bentuk dan warna sayapnya. Namun ketika kupu-kupu yang berbeda ini dikumpulkan dan diatur sedemikian rupa menjadi terlihat sangat indah. Bayangkan jika hanya satu jenis kupu-kupu di dunia ini? Apa menariknya? Keindahan perbedaan itu juga berlaku bagi manusia tentunya. Jika semua manusia berparas seperti Raline Shah, apa menariknya dunia ini? Hehhehe
Jadi, hargailah perbedaaan !!!







Comments

Popular posts from this blog

Belajar Akademis ala Charlotte Mason