Curhat 2 Tahun Etha

Saya bukanlah tipe ibu-ibu yang bisa mengingat dengan detail milestone anak saya. Sudah tak bisa mengingat, mencatatpun saya malas. Dulu ingin rasanya menuliskan setiap perkembangannya di blog ini tapi waktu berlalu tak segurat kalimatpun tertoreh tentang perkembangannya, hingga kini dia berusia dua tahun dan tentu saja dia sudah cakap melakukan banyak hal. Walau tak ingat lagi pada bulan ke berapa dia bisa ini dan itu namun kesan di setiap kemajuannya masih terkenang. Kesan-kesan itulah yang ingin saya tuliskan disini.


Saya ingat ketika menyaksikan pertama kali dia bisa meraih sesuatu. Waktu itu, saya menggendongnya melihat boneka emoticon yang digantung di dinding kamar. Biasanya saya menggoyang-goyang boneka itu sambil tertawa dan diapun ikut tertawa, tiba-tiba dia berusaha meraih boneka tersebut. Wahhh, senangnya luar biasa. Hingga selanjutnya setiap benda-benda digapai, ditarik, dilempar, dibongkar, disusun, dibongkar lagi. Pastinya ini terjadi hingga sekarang ini. Kalau bagian ini diceritakan pasti akan sangat panjang. Karena tiada hari tanpa obrak-abrik. Yang membuat lucu adalah setelah diberantakin, Etha akan ngomong, "Mak, berserak semua, mak". Wkwkwk

Masa-masa paling heboh itu ya waktu persiapan MPASI. Baca artikel sana-sini, timbang sana sini, akhirnya beli buku resep biar menunya bervariasi. Seminggu pertama menunya jus buah tunggal. Lucu sekali setiap melihat ekspresinya mencicipi cita rasa buah-buahan untuk pertama kalinya. Etha mengernyitkan kening seperti tidak suka tapi ketika disuap mau lagi mau lagi. Tidak ada kendala yang berarti selama MPASI hingga umur setahun. Etha doyan makan apa saja. Mamaknya juga rajin masak mengikuti resep yang di buku. Sayangnya hal ini tidak berlanjut hingga kini, ketika dia mulai sering terekspos dengan jajanan gurih dan manis. Makan mulai payah, mulai suka minta jajan daaannnnn mamaknya juga mulai malas masak yang macam-macam. Saya harus tobat nihhh, untuk kembali pada jalur. Menghadirkan makanan dengan giji seimbang :P

Nah, ketika mulai belajar jalan, ini bagian berat bagi ibu-ibu karena harus mengikuti maunya si bocah bereksplorasi dengan keahlian barunya. Mulai dari tatah (kedua tangannya dipegang), pegang satu tangan hingga dia mulai bisa melangkah mandiri tapi harus tetap diikuti. Ketika itu, saya membelikan sendal yang bunyi jika diinjak. Ketika dia memakainya dan menyadari ada bunyi, dia jalan selangkah lalu berhenti, jalan lagi lalu berhenti hingga akhirnya mogok jalan. Padahal waktu itu kami hendak pergi. Akhirnya saya mencopot terompetnya agar dia mau berjalan dengan sendal itu. Sekarang ini, dia sudah bisa lari kencang. Jatuh itu hal yang biasa. Goresan di lutut tidak ada apa-apanya lah. Paling menangis sebentar. Naik turun tangga juga senang sekali. Setiap kali pergi ke suatu tempat yang ada tangganya maka bersiaplah naik turun berkali-kali.

Lagi senang-senangnya jalan


Umur satu setengah bulan Etha sudah kami bawa naik pesawat. Karena masih bayi tidak ada kendala yang berarti. Yang sangat berkesan dan melelahkan itu saat umur setahun. Dia menangis histeris ketika take off Kami kesusahan menenangkannya, hingga akhirnya diam karena sebungkus wafer yang digigit-gigit sampai remuk tak berbentuk.

Nyam Nyammmmm, gigit bungkus wafer di pesawat
Saya tidak ingat jelas apa kata pertama keluar dari mulutnya. Tidak ada kendala atau kekuatiran yang berarti saat menantikan dia bicara. Senangnya bukan main setiap kali dia mengucapkan satu kata yang baru. Padahal saya tidak dengan sengaja mengajarkan kata-kata tertentu, ya natural saja mengajaknya bicara. Ternyata dia bisa menangkap, memahami lalu mengucapkannya. Mulai dari per satu kata, dua kata, tiga kata hingga sekarang dia sudah bisa mengucapkan empat kata yang mengandung arti. Lagu-lagu yang biasa saya nyanyikan mulai lahir juga sudah bisa dinyanyikan sendiri. Saat dia sudah bisa mengucapkan kata "ga mau" terasa mulai merepotkan. Apa apa dijawab "ga mau". Sekarang juga sudah pintar memnbuat alasan ketika saya memintanya melakukan sesuatu.

Perkembangan bahasanya ini yang sering membuat saya terkagum-kagum. Benar ya, anak-anak itu otaknya cepat sekali menyerap apa yang kita katakan. Pernah saya kaget ketika dia bilang, "sini kau". Whattt??? Kami tidak pernah memakai kata "kau", baik ketika bicara dengan etha ataupun diantara kami, bapak mamaknya. Kata "kau" ini pastilah dia tangkap dari pembicaraan anak-anak di playground. Yeppp, si bocah kecil kami yang kini sudah genap dua tahun sudah mulai memperluas radar ingin tahunya ke dunia luar. Senang sekali setiap kali melihat anak-anak lain bermain di komplek rumah. Walau masih malu-malu tapi dia tidak bosan-bosannya memperhatikan tingkah laku orang lain dan itu direkam dalam ingatannya.

Huhuhu, setiap hari kini terasa semakin menantang. Makin banyak tingkah polahnya yang menuntut kesabaran ekstra. Seperti membujuknya berpakaian, masuk ke rumah, berhenti main hape dan nonton tv, kadang-kadang merajuk tidak mau mandi, tidak mau makan, minta digendong, minta beli jajanan, daannnn banyakkk lagi.


Tawamu melenyapkan semua lelahku...hahahaha

Okey, demikianlah curhatan mamak di usia Etha yang kedua ini. Bukan untuk mengeluh tapi lebih ke instrospesksi diri sudah seberapa baikkah saya sebagai ibu. Yes, anak-anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan naturnya. Kami sebagai orang tua dipercaya untuk mendampingi, memfasilitasi, mengarahkan, mendoakan, mendorong, mengingatkan agar ia berjalan tetap pada jalur yang dikehendaki Sang Pencipta.

Tumbuhlah anakku, berkembanglah, mekarlah, warnailah dunia ini!!

:)


Comments

Popular posts from this blog

Belajar Akademis ala Charlotte Mason