Selamat Taon Parompuan HKBP 2015

Setiap hari minggu kami sudah mempunyai jadwal tetap ke gereja jam 7.00 pagi. Jadi, walaupun hari minggu tidak ada cerita bangun siang. Tetap harus bangun pagi. Hari minggu kemarin, seperti biasa kami bersiap berangkat ke gereja setelah hectic dengan berbagai persiapan sarapan, mandi, ganti baju dan tentunya mengurus si kecil kami. Setelah keluar dari gang rumah, suamiku baru sadar ternyata ban motor kempes. Tidak ada tempel ban yang dekat, kalau naik ojek cukup beresiko karena pakai dress dan mengendong si kecil, naik taksi pasti akan terlambat karena harus order terlebih dahulu. Akhirnya kami memutuskan untuk ikut ibadah siang.


Biasanya ibadah siang dimulai pukul 10.30, jadi aku pikir masih sempat beberes rumah dan masak. Tapi suamiku memeriksa warta gereja minggu lalu ternyata ibadah siang hari ini dimulai lebih awal yaitu jam 9.30 karena ada Pesta Taon Parompuan HKBP.

Kami berusaha untuk berangkat lebih awal supaya dapat tempat duduk karena pasti akan ramai. Tapi tetap saja berangkat dari rumah in last minute. Syukurnya masih ada tempat duduk kosong di bagian belakang persis di dekat jendela. Tapi karena angin yang cukup kencang, kami kemudian pindah ke lanatai dua.

Ibadahpun dimulai, karena ini adalah Pesta Taon Parompuan maka yang melayani semuanya adalah wanita. Di awal ibadah, MC mengajak semua ina (ibu-ibu dalam bahasa batak) berdiri untuk menyanyikan lagu dari Buku Ende 431. Aku belum pernah mendengar lagu ini jadi aku tidak ikut bernyanyi tapi hanya mengikuti kata-katanya dan berusaha memahami.
kata-katanya adalah sbb;
  1. Adong na jolo sada ina naro tu Jesus i
    Di jama rambu ni ulosna, tung pintor malum i
    Gomos ma tangkup Ibana, gomos haposi i
    Malum dohot tondimi di bahen Jesus i
  2. Barani ho sai ro jumonok tu Jesus Tuhanmi
    Paboa ma sude na hansit, sudena sahaitmi
    Gomos ma tangkup Ibana, gomos haposi i
    Malum dohot tondimi di bahen Jesus i
 Lagu ini berkisah tentang seorang perempuan yang sudah lama sakit datang dan menjamah ujung jubah Yesus. Dengan iman, akhirnya perempuan ini sembuh. Lalu ayat kedua mengajak agar semua perempuan berani datang kepada Yesus untuk menyampaikan semua keluh kesah. Maka Yesus akan menyembuhkan dan memulihkan.

Ada rasa haru dalam diriku ketika mendengar lagu ini dinyanyikan. Sambil memandang ke jemaat yang dominan adalah ibu-ibu dengan rambut yang disanggul, wajah ber-make up, kebaya dan sepatu high heel. Mereka sangat cantik-cantik. Di balik penampilan mereka yang wow, aku yakin masing-masing mereka punya pergumulan rumah tangga. Entah itu masalah ekonomi, anak-anak yang mulai bertingkah, suami yang sulit diajak kerja sama, hubungan dengan keluarga besar, dan lain sebagainya. Melihat mereka (ibu-ibu gereja), aku langsung teringat pada mamak di kampung. Seorang wanita yang tangguh. Tetap tegar di tengah banyaknya masalah di dalam keluarga. Aku juga teringat pada teman yang dulu pernah serumah denganku waktu kuliah. Memiliki dua orang anak yang masih kecil tapi bisa menyelesaikan pendidikan sampai S-2. Ada berapa peran coba yang dikerjakan setiap harinya. Bekerja, Kuliah, Mengurus anak dan suami. Betapa tangguhnya.

Natal tahun lalu kami pulang ke kampung mertua. Pergumulan utama gereja setempat pada saat ini adalah semakin sedikitnya kaum bapak yang datang beribadah. Memang benar. Ketika kami disana, hanya sekitar 3 baris bangku yang terisi oleh kaum bapak selebihnya kaum ibu dan pemuda. Wanita kini juga menjadi harapan bagi keberlangsungan gereja.

Entah itu karena emansipasi wanita yang diusung oleh RA.Kartini, peran wanita pada saat ini memang tidak bisa dianggap remeh. Keberhasilan seorang pria baik dalam pekerjaan maupun pelayanan terletak pada dukungan isteri. Kesehatan seluruh anggota keluarga tergantung pada makanan apa yang disediakan oleh ibu. Karakter anak akan sangat dipengaruhi oleh pola asuh ibu (tapi bukan berati peran ayah tidak ada). Ya, wanita/perempuan/parompuan punya peran yang sangat penting. Oleh karena itu, seperti lagu di atas hendaknya setiap wanita selalu datang pada Sang Pencipta, meminta kekuatan agar mampu tetap kuat menjalankan tugas nan mulia. Karena di rumahlah kehidupan di mulai dan terbentuk.

Selamat Taon Parompuan HKBP 2015!

Favour is deceitful, and beauty is vain: but a woman that feareth the LORD, she shall be praised.
Proverbs 31:30




Comments

Popular posts from this blog

Belajar Akademis ala Charlotte Mason