Melatih Fokus Mendalam

Menyetir awalnya pekerjaan yang menegangkan untukku. Aku masih bisa merasakan bagaimana tegangnya aku ketika menyetir terutama di jalan raya. Leher terasa sakit, tangan dingin, tapi tubuh berkeringat dan kaki kaku saking groginya. Tapi sekarang aku sudah sangat rileks bahkan bisa sambil ngobrol, bercanda dan nyanyi-nyanyi sama anak-anak. 

Mengapa terjadi ketegangan dan kekakuan ketika melakukan sesuatu yang baru? 

Ini bisa dijelaskan lewat cara kerja otak kita. Ketika memulai satu kebiasaan baru, sistem syaraf di otak yang mengatur kebiasaan tersebut masih seperti hutan belantara dan tidak tampak jalan tempat kebiasaan tersebut melintas. Setiap kali kebiasaan ini diulangi semak belukar dan pepohonan mulai diterabas sedikit demi sedikit. Semakin sering dilakukan maka jalan semakin jelas terbentuk dan menetap. Di situlah kebiasaan bisa dilakukan dengan rileks karena jalannya sudah terbentang jelas. 

Proses pembentukan jalur kebiasaan di otak juga tergantung pada seberapa besar atensi yang kita berikkan. Jika atensi kita sedikit atau terbagi ke dalam banyak tugas maka kebiasaan yang terbentuk tidak seperti yang kita harapkan. 

Jalur-jalur kebiasaan ini terbentuk karena adanya proses mielinisasi di syaraf otak. Mielin seperti isolator yang berfungsi mencegar kebocoran pada proses penghantaran sinyal di otak. Semakin tebal mielin syaraf maka sinyal yang lewat akan semakin cepat dan efektif. Pembentukan mielin terganggu jika yang dikerjakan banyak karena otak bingung dan ada banyak percabangan yang butuh mielinisasi. Semakin fokus maka pembentukan mielin juga semakin fokus dan maksimal. 

Jadi, dari sekian banyak to do list harian tentukan tugas mana yang butuh atensi penuh. Tetapkan satu rentang waktu untuk mengerjakannya. Sampaikan kepada anggota keluarga agar dirimu bisa diberi keleluasaan. Jauhklan semua benda-benda yang berpotensi menjadi distraksi. Bekerjalah dalam durasi tersebut dengan fokus. Lima hingga sepuluh menit pun asalkan fokus lebih baik ketimbang satu jam tapi diselingi oleh banyak distraksi. Jika kegiatan ini diulangi terus maka kita akan bisa mencapai flow.

Dari pengalamanku aku mengalami flow hanya ketika mengerjakan apa yang kusukai. Misalnya berkebun. Aku bisa hanyut dan lupa waktu ketika mengurusi tanamanku tapi ketika menggarap tugas lain misalnya menerjemahkan buku aku merasa tegang dan cepat bosan dan tetap merasa bahwa menerjemahkan itu pekerjaan yang sulit meskipun aku sudah rutin mengerjakannya senin-jumat selama kurang lebih setengah jam sehari. 

Aku menyadari letak persoalannya. Aku tidak fokus mengerjakannya. Kadang kuselingi dengan melihat hape. Kadang kalau aku merasa kesulitan, bagian yang sulit itu ku-skip dan aku berpindah ke paragraf yang mudah. Wajar saja kemampuanku menerjemahkan tidak kunjung meningkat karena aku tidak fokus. 

Jadi latihan fokus mendalam ini bertujuan agar kita bisa nge-flow dalam menggarap tugas yang bahkan tidak kita sukai pada awalnya. Kita akan semakin mahir baik itu dalam hal tugas yang kita kerjakan juga kemampuan untuk memusatkan perhatian. 

Langkah praktis sederhana yang perlu kulakukan adalah menetapkan satu tugas dalam sehari yang akan kukerjakan dengan fokus mendalam. 

Narasi materi pelatihan Habit of Attention oleh Ellen Kristi Hari-5

Comments

Popular posts from this blog

Belajar Akademis ala Charlotte Mason