Melatihkan Habit of Attention Pada Anak-anak Di Bawah 6 Tahun

Rentang atensi anak-anak sangat rendah oleh karena itu orangtua sebaiknya melatihkan kebiasaan fokus sejak dini. 

Anak kecil biasanya dengan mudah nge-flow dalam melakukan sesuatu jika dia meminatinya. Jika anak sudah mengambil satu mainan dan asyik memainkannya orangtua jangan menginterupsi dengan menawarkan mainan lain, bahkan jika anak terlihat mulai mengalihkan fokus kepada hal lain, lakukan sesuatu agar fokusnya kembali kepada mainan sebelumnya. Ini membantu anak terbiasa fokus menggarap satu hal dalam rentang waktu yang lebih lama. 

Agar anak menemukan apa yang dia minati, orangtua perlu memberi kebebasan kepada anak untuk menentukan sendiri kegiatannya. Orangtua berjarak tapi tetap memperhatikan dari jauh kalau-kalau anak butuh bantuan. Tidak perlu membuatkan anak jadwal kegiatan yang kaku dan jangan terlalu banyak melarang. 

Ketika melihat gawai anak-anak terlihat fokus tapi sebetulnya otak mereka sedang pasif. Berbeda jika mereka fokus bermain sesuatu yang nyata. Otak anak aktif begitu juga motoriknya. 

Tayangan di gawai biasanya berupa gambar yang terus berganti per sekian detik disertai suara dan warna-warna cerah. Ini membuat anak jadi seperti tersihir dan larut dalam kegiatan menonton. Setelah selesai menonton anak cenderung merasa bosan yang ditandai dengan sikap rewel dan bingung hendak melakukan apa. Itu terjadi karena anak kehilangan sihir tersebut dan seketika dia merasa hidup ini jadi membosankan. 

Jika ekspos terhadap gawai ini tidak dibatasi anak jadi sulit memusatkan perhatian tanpa bantuan gambar, suara dan gerak. Makanya, anak-anak yang banyak menonton seringnya tidak suka membaca. Membaca butuh keakftifan otak agar bisa memahami dan mengimajinasikan cerita di dalamnya sedangkan menonton upaya mentalnya sangat minim. 

Tidak bisa tidak. Kalau mau anak memiliki fokus yang baik. Ekspos terhadap gawai harus dibatasi. 

Membacakan anak buku sejak dini adalah salah satu cara melatihkan kebiasaan fokus pada anak-anak. Juga mendongengkan cerita. 

Anak usia dini belajar lewat aneka permainan. Tidak perlu menyediakan bermacam mainan mahal. Sebetulnya anak-anak lebih senang memainkan benda-benda yang ada di rumah. Beri kebebasan anak-anak bermain dan orangtua juga perlu ikut serta dalam permainan anak-anak. Bermain bersama tidak hanya menghadirkan kehangatan tapi juga mengalihkan obsesi mereka terhadap gawai dan melatih mereka fokus. 

Berkegiatan di alam juga membantu terbentuknya kebiasaan fokus. Alam menyediakan banyak hal yang diminati anak untuk diamati. 

Sejak kecil anak-anak memang sangat kubatasi menonton. Mereka hanya mendapat jatah menonton 30 menit sekali seminggu. Seringnya juga mereka kubebaskan bermain sendiri. Mereka sering mengambil panci, sendok, sarung, menggeser sofa untuk dijadikan kapal dengan sapu jadi dayungnya, dst. 

Namun, ada satu hal yang perlu kuperbaiki. Aku juga membebaskan mereka main ke rumah tetangga asalkan kewajiban mereka sudah beres. Biasanya dari pukul 10 ke pukul 12 siang. Nah, rata-rata rumah tetangga membiarkan telivisi mereka hidup terus. Kedua anakku pun ikut menonton di sana. Biasanya saat kupanggil mereka jadi rewel di rumah, bingung mau main apa, dan ujung-ujungnya minta ditemani main atau minta dibelikan mainan baru. 

Jadi apa yang dipaparkan di materi ini aku setuju. Jika anak tidak diberi akses menonton televisi atau bermain gawai dengan sendirinya mereka berinisiatif main sendiri dan menfaatkan apa yang ada di depan mereka. Meskipun ada saat-saat mereka minta ditemani main.

Jadi aku perlu menegaskan kembali aturan main ke rumah tetangga. Mereka hanya boleh main sore hari di luar ruangan bukan ke rumah tetangga. Konsekuensinya aku musti siap sedia menemani mereka main kalau-kalau mereka meminta. Kupikir tidak masalah. Aku punya waktu khusus untuk melakukan latihan fokus mendalam pada saat mereka tidur siang.

Narasi dan Refleksi Materi Pelatihan Habit of Attention Hari-7 oleh Ellen Kristi. 

Comments

Popular posts from this blog

Belajar Akademis ala Charlotte Mason