Menyegarkan Atensi

Atensi butuh energi. Sama seperti otot akan merasa kelelahan jika terus menerus mengangkat beban berat, otak juga akan kelelahan jika terus menerus fokus. Apalagi jika fokus kita sering diinterupsi. Setiap kali fokus teralihkan oleh distraksi lalu kembali lagi ke tugas sebelumnya, otak memerlukan energi lebih banyak dibanding fokus mendalam pada satu tugas dalam durasi waktu tertentu. Oleh karena itu, menjauhkan segala bentuk distraksi sangat penting agar energi tidak terkuras habis padahal garapan tidak terselesaikan dengan baik. 

Meski begitu, rentang fokus kita memang terbatas. Seorang yang menekuni satu bidang seperti atlet dan seniman bisa fokus hingga 4 jam tanpa henti, sedangkan orang biasa maksimal fokusnya 1 jam saja. Memaksa diri terus bekerja bertentangan dengan pembentukan habit of attention. Jika ingin tetap produktif justru kerja harus diimbangi dengan istirahat. 

Kita membutuhkan istirahat berkala yakni setiap 1 jam setelah fokus mendalam, dengan mengambil jeda 15 menit sebelum melanjutkan lagi pekerjaan. Tapi waktu 15 menit ini harus diisi dengan kegiatan yang rileks seperti meditasi ringan, rebahan, ngobrol santai, bermain dengan anak. Kegiatan di depan layar seperti mengecek hape, menonton, atau main game memberi stimulus berlebihan terhadap atensi dan ketika kembali ke tugas, residu suara dan gambar akan mengacaukan atensi kita. 

Selain jeda singkat, otak dan tubuh juga butuh jeda panjang yakni tidur berkualitas di malam hari. Batas antara waktu bekerja dan waktu istirahat di dunia modern saat ini semakin tidak jelas. Oleh internet dan komputer yang semakin handy kita menjadi mungkin bekerja dimana saja dan kapan saja. Rumah mustinya tempat istirahat tapi sering kali setelah bekerja seharian di kantor pekerjaan masih saja dilanjutkan di rumah. 

Perlu memberi batas kapan waktu bekerja dan kapan waktunya tidur. Tidur berkualitas harus diupayakan. Tidur di kegelapan akan merangsang produksi melatonin yang membuat tidur kita berkualitas. Sebaiknya aktivitas di depan layar harus sudah selesai 1 jam sebelum tidur, agar residunya tidak mengganggu tidur kita. Memberi jeda panjang antara jam makan malam ke jam tidur sangat penting. Kita akan sulit tidur jika perut kekenyangan. Walaupun tubuh sudah berbaring di kasur tapi pikiran sering masih mengembara ke banyak hal, mengkuatirkan hari esok. Maka, sebelum tidur ambil waktu sejenak untuk memeriksa apa-apa yang perlu dibereskan. Misalnya, apakah kompor sudah mati, pintu sudah terkunci, besok mau masak apa, rencana besok apa saja. Mencatat to do list untuk besok bisa membuat pikiran lebih tenang menjelang tidur. 

Alam sangat berperan dalam menyegarkan otak. Charlotte Mason menyarankan agar kita menghabiskan waktu sekitar 5 jam di luar ruangan setiap hari. Tapi bagi yang tinggal di kota sulit mewujudkan ini. Menurut ahli, 3 kali seminggu selama 20 menit masing-masih sudah cukup untuk menyegarkan otak. 

Ada penelitian terhadap orang-orang yang berjalan-jalan di salju. meskipun tidak nyaman karena kedinginnan, didapati otak mereka lebih segar setelah berjalan-jalan di alam. Jadi meskipun kita merasa berjalan di alam itu tidak menyenangkan (bagi yang belum terbiasa), kita tetap memperoleh manfaatnya. Alam memberi banyak stimuli yang membuat kita merasa rileks. Upayakanlah agar selalu memiliki waktu di luar ruangan. 

Walaupun fokus mendalam itu baik dalam meraih tujuan, kita juga perlu memiliki waktu santai membiarkan benak kita mengembara. Biarkan saja berseliweran berbagai macam pikiran misalnya ketika melamun sambil mengerjakan tugas-tugas ringan seperti menyetrika dan mencuci piring atau sedang tidak melakukan apa-apa atau bengong. Melamun penting asalkan dilakukan secara sadar dan terencana. Pada fase ini pikiran bawah sadar bisa muncul. Jika ada gagasan menarik atau hal-hal yang terlupakan tapi penting dikerjakan catat saja untuk ditindaklanjuti kemudian. 

Hidup tidak harus selalu sibuk. Ada waktunya bermain, tidur bahkan melamun. Semuanya berguna asal terencana. 

Narasi materi pelatihan Habit of Attention oleh Ellen Kristi Hari-6